Pages

Sabtu, 13 April 2013

cara membentuk karakter

PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER

Pernahkah anda bertanya kepada diri sendiri, “Siapakah saya ? Apa karakter saya ? Kepribadianku ? Apa kelebihan dan kekurangan saya ? Mengapa saya bisa seperti ini ? Mengapa saya berbeda ? Dan Bagaimana saya menjadi seperti sekarang ini ?” 
Kerinduan untuk mengenal bagian terdalam diri anda itu wajar dan alamiah sebagai seorang manusia. Sebab hanya manusialah yang mempunyai kesadaran diri untuk bisa berpikir seperti ini. Nah, pertanyaannya adalah bagaimana proses pembentukan karakter saya ? Bisakah saya mengambil bagian dalam tahapan – tahapan perekembangan karakter saya ? Atau, jika anda telah menjadi seorang ayah atau ibu, bisakah kami berperan dalam proses pendidikan karakater anak – anak kami ? Dan bagaimana caranya ? Apa yang harus kami pelajari dan kami ketahui ? Marilah kita simak sama – sama jawaban dari semua pertanyaan tadi.
Proses Pembentukan Karakter
TEORI PEMBENTUKAN KARAKTER
Ada banyak teori tentang pembentukan karakter yang bisa anda baca. Salah satunya adalah teori kode warna manusia yang dicetuskan oleh Taylor Hartman, Phd. Saya suka dengan teori kepribadiannya karena membagi manusia berdasarkan motif dasarnya. Jika anda tertarik untuk menggali lebih dalam teori ini silahkan anda baca dulu resensi buku The Color Code yang sudah saya tulis beberapa tahun yang lalu.
Nah, dari berjuta – juta buku psikologi yang membahas mengenai pembentukan karakter manusia itu, Stephen Covey melalui bukunya 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga teori utama yang mendasarinya, yaitu :
  1. Determinisme Genetis, pada dasarnya mengatakan kakek-nenek andalah yang bebuat begitu kepada anda. Itulah sebabnya anda memiliki tabiat seperti ini. Kakek-nenek anda mudah marah dan itu ada pada DNA anda. Sifat ini diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya. Lagipula, anda orang Irlandia, dan itu sifat orang Irlandia.
  2. Determinisme Psikis, pada dasarnya orangtua andalah yang berbuat begitu kepada anda. Pegasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter anda. Itulah sebabnya anda takut berdiri di depan banyak orang. Begitulah cara orang tua anda membesarkan anda. Anda merasa sangat bersalah jika anda membuat kesalahan karena anda “ingat jauh di dalam hati tentang penulsan naskah emosional anda ketika anda sangat rentan, lembek dan berbantung. Anda “ingat” hukuman emosional, penolakan, pembandingan dengan orang lain ketika anda tidak berprestasi seperti yang diharapkan.
  3. Determinisme Lingkungan, pada dasarnya mengatakan bos anda berbuat begitu kepada anda – atau pasangan anda, atau anak remaja yang berandal itu, atau situasi ekonomi anda, atau kebijakan nasional. Sesorang atau sesuatu di lingkungan anda betanggungjawab atas situasi anda.
Menurut teori perkembangan karakter Determinisme Genetis, jawaban atas pertanyaan, “Mengapa karakter saya seperti ini ?” adalah karena anda memang dilahirkan dengan gen seperti itu. Karakter keras kepala anda itu karena anda adalah orang Batak, bukankah semua orang batak memang keras kepala ? Sebagai seorang Madura, anda memiliki DNA ngeyel dan gak mau mengalah ! He…he…he… Atau siapa sih yang gak tahu kalo kebanyakan orang cina itu pedagang yang ulet ?
Jika teori Determinisme Psikis yang menjadi jawaban atas kelebihan dan kekurangan kepribadian anda, maka salahkan orang tua anda yang kurang pandai mendidik ketika anda masih kecil. Demikian pula jika dalil Determinisme Lingkungan yang menjadi jawaban atas hidup anda yang serba kekurangan dan jauh dari cukup. Silahkan anda menyalahkan kelahiran anda di negeri Indonesia ini, atau salahkan bos anda yang terlalu pelit dan tidak bisa menghargai karyawannya.
Sampai saat ini pengetahuan yang sama – sama kita miliki adalah bahwa karakter kita dibentuk sedemikian rupa sehingga kita tidak memiliki kuasa ataupun kemampuan untuk turut campur dalam proses perkembangannya. Namun benarkah demikian ? Tidak adakah sesuatu yang dapat kita lakukan pak Wapan ? Please deh….
PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER
Jika boleh saya simpulkan, atas petunjuk dari Om Stephen Covey, kesemua teori pembentukan karakter tadi didasari oleh hukum Aksi dan Reaksi atau hukum Stimulus dan Respon, bisa juga disebut sebagai hukum Rangsangan dan Respon. Kita bertindak seperti ini karena ada stimulus atau rangsangan dari luar diri kita. Itulah faktor yang membentuk jati diri kita. Kekerasan seksual pada masa kanak-kanak Sybil menjadikannya sebagai manusia berkepribadian ganda. Seorang wanita dengan 16 kepribadian yang berbeda. Kekerasan dan Pelecehan seksual dari ayah kandung Billy membuatnya menjadi seorang lelaki dewasa dengan 24 kepribadian yang berbeda. (Silahkan baca tulisan saya sebelumnya mengenai kedua orang ini di Memahami Perkembangan kepribadian dan Karakter Manusia)
Proses Pembentukan karakter
Lain Billy, lain Sybil. Anda pernah mendengar mengenai Elephant Man ? Dari kata-kata tersebut, bayangan anda adalah manusia gajah ? Apakah manusia berbentuk gajah ? Atauhkah gajah yang menjadi manusia ? Ada nggak sih ? Ini fakta atau fiktif sih ?
Elephant Man adalah julukan bagi seseorang yang bernama Joseph Carey Merrick. John Merrick dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1862 di kota Leicester, Inggris. Dia dilahirkan dengan kelainan yang dikenal sebagai neurofibromatosis. Saya gak ngerti artinya, pokoknya dilahirkan dengan cacat yang membuat tubuhnya berbentuk seperti monster. Dahinya menonjol, kulitnya seperti busa dengan permukaan retak, bergantung, berlipat-lipat dari punggungnya. Berkepala yang tidak karuan bentuknya, yang sangat besar, yang lingkarannya sama dengan lingkar pinggan seorang dewasa. Mulutnya seperti bukaan mangkok yang terus meneteskan air liur. Hidungnya seperti tumpukan kulit yang menggantung, sekantong daging seperti leher seekor reptil tergantung dari dadanya.
Lengan kanannya membesar dua kali ukuran normalnya, jari-jarinya gemuk penedek dan tidak dapat digunakan. Ada berlapis – lapis kulit menggantung dari salah satu ketiaknya. Kaki-kaki cacat menopangnya hanya kalau ia berpeangan pada sebuah kurs. Ada bau menyengat tercium dari kulitnya yang berjamur. Pendeknya, silahkan liat foto si Elephant Man ini ! (Capek deh nulisnya!)
Selain memiliki bentuk tubuh yang nggak karu-karuan ini, masa kecil John Merrick juga tak kalah menyedihkan. Di usia empat tahun dia ditinggalkan oleh ibunya dan disuruh cari uang sendiri. Di usia empat belas tahun seorang pemimpin sirkus menemukannya dan memutuskan untuk mendapatkan uang dari penampilannya yang mengerikan itu. Mereka – mereka yang melihatnya akan membayar beberapa sen untuk melihat manusia yang demikian tidak berbentuk, sehingga dari sudut tertentu ia menyerupai seekor gajah dengan bebelainya serta kulit berlipat – lipat. Dari sinilah nama Elephant Man keluar untuk pertama kalinya.
Kisah hidup The Elephant Man ini menarik dan menginspirasi, nanti akan saya tulis deh. Untuk sementara ini kita fokus dulu ke topik proses pembentukan karakter. Nah,  dengan keadaan seperti ini, kira-kira bagaimanakah karakter John Merrick ini ? Apakah dia memiliki kepribadian seorang anjing yang dipukuli ? Kalo sempet liat dong filmnya Jet Lee yang berjudul Danny The Dog, paling tidak hampir mirip dengan cerita The Elephant Man ini, cuman lebih modern !
Film Danny The Dog Danny The Dog itu ceritanya si Jet Lee jadi manusia yang kayak anjing. Di lehernya dikasih kalung anjing yang berduri. Kalo si Danny memakai kalung dan tali, maka dia jadi manusia yang penurut, pendiam, dan tenang. Nah, begitu kalungnya di lepas, dia jadi beringas, siapa saja dipukuli sampe semaput, persis seperti anjing gila. Terus kalo mau tenang lagi kalungnya harus dipasang lagi.
Huss…kok cerita Danny The Dog sih….wes..wes…wes… kembali lagi ke topik pak Wapan !!
Yoo…iiii….!!
Menurut semua teori perkembangan kepribadian di atas, sudah tentu John Merrick dewasa nanti akan menjadi manusia buas, tak berperikemanusiaan dan tak bermoral. Namun pada kenyataannya tidak seperti itu ! The Elephant man menjadi seorang yang menyentuh jiwa setiap orang yang bertemu dengannya. Bahkan putri Wales yang akan menjadi Ratu Aleandra mampir untuk menjabat tangannya. Bukan itu saja, banyak selebritis, aktris, dan juga pendeta datang untuk merasakan kehangatan jiwanya.
Hmmm….adakah yang salah dari kesemua teori perekembangan kepribadian diatas ini ? Tidak ! Teorinya tidak salah…teorinya benar….hanya kurang lengkap ! Ada yang kurang, dan faktor itulah yang sebenarnya yang paling penting, yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang !
KEBEBASAN, FAKTOR TERPENTING PERKEMBANGAN KARAKTER
Janganlah takut terhadap mereka yang menguasai tubuhmu, namun tidak berkuasa atas jiwamu !” demikianlah kata salah seorang pemuka agama. Apa yang dapat kita pelajari dari kata-kata ini dan apa hubungannya dengan proses perkembangan karakter yang kita pelajari saat ini ?
Pendidikan Karakter
Faktanya, diantara Rangsangan dan Respon tadi, ada satu faktor terpenting yang seringkali dilupakan oleh semua orang, ya benar ! Anda dan saya ! Yaitu faktor kebebasan untuk memilih. Faktor inilah yang membedakan Billy dan Sybil dengan John “Elephant Man” Merrick.
Dalam kebebasan untuk memilih inilah terdapat anugerah Allah yang menjadikan manusia unik. Selain kesadaran diri, kita memiliki imajinasi kemampuan untuk menciptakan di dalam benak kita di luar ralitas saat ini -.
Kita mempunyai suara hatikesadaran batin yang dalam tentang benar dan salah, tentang prinsip – prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip – prinsip tersebut -.
Dan kita memiliki kehendak bebaskemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain -.
Bahkan binatang yang paling cerdas tidak mempunyai satupun anugerah ini. Dengan menggunakan metafora komputer, binatang diprogram oleh naluri dan/atau pelatihan. Binatang, dapat dilatih untuk bertanggungjawab, tetapi mereka tidak dapat mengambil tanggungjawab untuk pelatihan itu. Dengan kata lain, binatang tidak dapat mengaturnya. Binatang tidak dapat mengubah pembuatan programnya. Binatang bahkan tidak sadar akan pembuatan program tersebut.
Akan tetapi, karena anugerah maunsiawi kita, kita dapat menulis program baru untuk diri kita sendiri yang sepenuhnya terpisah dari naluri dan pelatihan kita. Itulah sebabnya kapasitas binatang relatif terbatas sedangkan kapasitas manusia tidak terbatas. Namun, jika kita hidup seperti binatang, hanya berdasarkan naluri dan pengkodisian serta kondisi kita, hanya menuruti ingatan masa lalu kita, kitapun menjadi terbatas.
Anugerah Allah ini mengangkat kita dari sekedar binatang berkaki dua. Sejauh mana kita melatih dan mengembangkan anugerah ini memberi kita kekuatan untuk memenuhi potensi manusia yang unik. Diantara rangsangan dan respon terdapat kekuatan kita yang paling besar – kebebasan untuk memilih.
Siapakah saya ? Bagaimana proses pembentukan karakter saya ? Apakah lingkungan sekitar kita adalah penyebab kepribadian saya saat ini ? Apakah DNA saya yang menyebabkan pola berpikir saya sekarang ini ? Benarkah trauma masa kecil sayalah yang membuat ketakutan saya untuk berdiri dan berbicara di depan orang banyak ? Jawabannya adalah BENAR ! Namun anda memiliki satu kekuatan untuk merubah proses pembentukan kepribadian anda, yaitu kebebasan untuk memilih tidak memberikan respon yang sama. Anda memiliki kehendak bebas yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan anda, faktor genetis anda, ataupun trauma masa kecil anda !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar